Kisah Nabi Musa Lanjutan 6 Qarun Seseorang Yang Kaya Raya.

advertise here
Fauzilblog001.blogspot.com ~ Lanjut gan untuk kisah Nabi Musa, setelah sebelumnya sampai ke kisah Nabi Musa yang saya beri judul: Kisah Nabi Musa Lanjutan 5 Perjalanannya Menjadi Murit Nabi Khidhir. sekarang saya lanjutkan dengan kisah Nabi Musa A.S, dan Qarun seseorang yang kaya raya, dan di ujung kisah Qarun yang kaya raya itu ahirnya mati tertimbun bersama dengan kekayaannya karena azab yang Allah S.w.t berikan, pokoknya s3ru deh langsung saja yuk gan kita simak kisahnya.


Nabi Musa A,S, dan Qarun seseorang yang kaya raya.

Qarun adalah seseorang yang telah dipemberiani Allah S.w.t rezeki dan kekayaan harta benda yang berlimpah dan tidak terhitung jumlahnya, dia selalu beruntung dalam setiap usahanya untuk mengumpulkan kekayaan, harta kekayaan Qarun menjadi semakin berlimpah bahkan para juru kuncinya sampai tidak mampu membawa atau memikul kunci-kunci peti harta kekayaannya karena terlalu banyak dan berat, Qarun hidup mewah dan yang paling kaya di antara kaum dan penduduk di kotanya, dan meskipun dia sudah kaya raya dan paling kaya di antara lainnya, namun dia masih merasa belum puas dengan tingkat kekayaan yang di milikinya dan terus berusaha untuk menambah jumlah kekayaannya yang sudah tidak terhitung itu.

Sungguh sifat yang serakah, manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dia dapat, Jika dia sudah memiliki sebongkok emas dia maka dia menginginkan dua bongkok atau bahkan lebih, begitulah manusia yang selalu kurang dengan apa yang sudah di capai.

Qarun tidak mengenal dengan yang namanya zakat dan infak, dia tidak memperdulikan fakir miskin, dia hanya memikirkan kesenangannya sendiri dan dia hanya memikirkan bagaimana agar dia dapat menambah harta kekayaannya yang sudah melimpah itu, sebenarnya Qarun telah dinasihati oleh pengemuka kaumnya untuk menyedekahkan sedikit dari kekayaannya untuk menolong para fakir miskin, menolong orang-orang yang telanjang yang tidak berpakaian dan lapar tidak dapat makanan, dia diperingatkan bahwa kekayaan yang dia perolehi itu adalah pemberian dari Allah S.w.t yang harus disyukuri dengan beramal kebajikan kepada sesama manusia dan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat meringankan penderitaan orang-orang yang ditimpa musibah atau menderita cacat, Allah S.w.t yang telah memberi rezeki yang sewaktu-waktu dapat mencabutnya jika seseorang telah melalaikan kewajiban sosialnya.

Namun nasehat dari pemuka-pemuka kaumnya itu di abaikan oleh Qarun, bahkan dia merasa bahwa orang kaya lah yang harus memberi nasihat, bukan malah menerima nasihat, Orang harus tunduk padaku, mematuhi perintaku, mengiakan kata-kataku dan membenarkan semua tindak tandukku, Qarun menyombongkan diri dengan mengatakan untuk orang-orang yang memberikan nasihat itu, bahwa kekayaan yang aku miliki adalah hasil dari jerih payahku dan hasil dari kepandadianku, itu semua adalah usahaku bukan pemberian dari siapapun, untuk itu aku bebas menggunakan harta kekayaanku, tanpa harus ada suruhan orang lain.

Semakin hari Qarun semakin menampakkan gaya hidupnya yang mewah ketika dia keluar, dia memakai pakaian dan perhiasan yang bergemerlapan, membawa pengantar dan pembantu lebih banyak dari biasanya dan mengenderai kuda-kuda yang dihiasi dengan indah dan cantik, Kemewahan yang di pamerkan Qarun itu membuat penduduk jadi iri terutama mereka yang masih lemah imannya, mereka berbincang-bincang dengan berkata: "Mengapa kita tidak diberi rezeki dan kenikmatan seperti yang diberikan untuk Qarun? Alangkah beruntungnya nasib Qarun! mengapa Tuhan memberikan kekayaan yang besar itu untuk Qarun yang tidak memiliki rasa belas kasihan kepada orang-orang miskin dan sengsara, dimanakah letak keadilan Allah S.w.t yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih itu?".

Pada swatu hari Qarun didatangi oleh Nabi Musa, ia memberi tahu Qarun bahwa Allah S.w.t telah mewahyukan kepada Nabi Musa perintah berzakat untuk setiap orang kaya, Nabi Musa menerangkannya bahwa sesungguhnya dalam harta kekayaan seseorang yang kaya itu adalah milik orang miskin dan fakir miskin itu adalah ketentuan Allah S.w.t.

Qarun merasa jengkel ketika di perintahkan untuk wajib berzakat dan menyatakan keraguan atas Nabi Musa, Qarun pun berkata: "Hai Nabi Musa aku telah membantumu dan menyumbangmu dalam dakwahmu untuk agama barumu itu, aku telah menuruti semua perintahmu dan mendengarkan semua perkataanmu, kebaikan yang aku berikan kepadamu itu telah membuat kamu berani kepadaku untuk bertindak lebih jauh dari apa yang sewajarnya, dan kini engkau mulai ingin meraih harta bendaku, rupanya engkau juga ingin menguasai harta kekayaanku setelah aku berikan kepadamu hati dan fikiranku sebulat-bulatnya, dengan perintah wajib zakatmu itu engkau telah membuka topengmu dan menunjukkan dustamu dan sesungguhnya engkau hanyalah seseorang pendusta dan ahli sihir belaka,".

Qarun menuduh Nabi Musa agar Nabi Musa melepaskan dirinya dari wajib berzakat, namun semua itu sia-sia karena Nabi Musa menolaknya dan menegaskan kembali bahwa kewajiban berzakat iut tidak dapat ditawar-tawar dan harus dilaksanakan karena itu adalah perintah dari Allah S.w.t yang wajib ditaati dan dilaksanakan dengan semestinya.

Qarun pun tidak dapat mengelak lagi setelah di tegaskannya Nabi Musa tentang kewajiban zakat lalu dia pun menyerah dan ditentukanlah berapa besar yang harus dia keluarkan untuk zakat dengan kekayaannya itu.


Qarun pun mulai menghitung hartanya dan menghitung berapa yang harus dia zakatkan kepada fakir miskin, karena harta kekayaan Qarun sangatlah banyak jadi sudah wajar jika harta yang harus di zakatkan juga banyak, namun ketika Qarun mengetahui berapa yang harus di zakatkan ,Qarun pun merasa sayang akan hartanya itu karena terlalu banyak baginya untuk di bayarkan sebagai zakat, dan Qarun pun bertekat tidak akan membayar zakat meski apapun yang terjadi.
Agar terhindar dari perintah zakat atas hartanya itu Qarun menyebarkan fitnah untuk Nabi Musa dengan cara menarik orang agar mau mendukung aksinya dan mengikutinya untuk menolak kewajiban mengeluarkan zakat seperti apa yang telah diperintahkan oleh Nabi Musa, dia menyebarkan fitnah seolah-olah Nabi Musa dengan dakwah agama barunya itu ingin memperkayakan diri dan perintah zakatnya itu adalah cara perampasan harta secara halus kepada para pengikutnya.

Qaru bersekongkol dengan seseorang wanita yang diajarinya agar mengaku didepan umum bahwa dia telah melakukan perbuatan zina dengan Nabi Musa, namun Allah S.w.t tidak rela nama Rasul-Nya tercemar oleh tuduhan palsu yang diatur oleh Qarun itu, maka digerakkanlah hati wanita sewaan Qarun itu untuk mengatakan yang sebenarnya dan sebenarnya yang dituduhkan untuk Nabi Musa itu semua adalah fitnahan yang telah di ajarkan oleh Qarun, sesungguhnya Nabi Musa tidak pernah melakukan perbuatan yang dituduhkan itu.
Setelah Nabi Musa merasa bahwa Qarun tidak berektika baik dan sepertinya sudah tidak ada harapan lagi Qarun untuk menjadi pengikut yang soleh yang mematuhi perintah-perintah Allah S.w.t terutama perintah untuk wajib berzakat bahkan dia malah akan merusakkan akhlak dan iman para pengikut Nabi Musa dengan cara hidupnya yang berlebih-lebihan mewahnya, ditambah lagi Qarun telah merusak kewibawaan Nabi Musa dengan menfitnah dan menghasutnya maka habislah kesabaran Nabi Musa, kemudian Nabi Musa pun berdo'a kepada Allah S.w.t agar menurunkan azab-Nya kepada Qarun yang sombong dan congkak itu, agar menjadi pengajaran untuk kaumnya yang sudah mulai goyah imannya melihat kenikmatan yang berlimpah-limpah yang telah Allah S.w.t berikan untuk Qarun.

Allah S.w.t pun mengabulkan doa Nabi Musa, turunlah azab dari Allah S.w.t, maka terjadilah gempa bumi yang teramat dahsyat yang mengguncang serta merobohkan gedung-gedung tinggi rumah-rumah mewah milik Qarun tidak terkecuali tempat penimbunan kekayaan Qarun pun terbenam tertimbun tanah karena gempa yang di berikan Allah S.w.t itu, Qarun pun mati tertimbun bersama dengan harta kekayaannya.

Kejadian yang menimpa Qarun dan harta kekayaannya itu menjadi pelajaran bagi pengikut Nabi Musa, mereka yang dahulu iri dengan kekayaan Qarun dan hidup yang mewah yang selalu terlihan megah, melihan azab Allah S.w.t yang di timpakan pada Qarun pengikut Nabi Musa pun bersyukur karena kini mereka telah sadar dan Mereka berkata seraya bersyukur untuk Allah S.w.t: "jika Allah S.w.t memberikan rahmat dan pemberian-Nya, niscaya kita dibenamkan pula seperti Qarun yang selalu kita inginkan kedudukan dundiawinya, Sesungguhnya kita telah tersesat waktu kita beriri hati dan mendambakan kekayaannya yang membawa binasa untuknya, Aduhai benar-2 tidaklah beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah S.w.t,".

Untuk kisah hidup Qarun sudah berahir sampai di sini kisahnya, kisah Qarun masih masuk dan saya kumpulkan menjadi kisah Nabi Musa karena Qarun hidup di zaman Nabi Musa, masih panjang nih perjalanan Nabi Musa untuk di kisahkan untuk itu tetaplah untuk rajin menengok fauzilblog001.blogspot.com agar tidak ketinggalan kisah selanjutnya tentang perjalanan Nabi Musa A.s.