Fauzilblog001.blogspot.com, Nabi Yusuf, ia adalah anak ke tuju dari dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia adalah anak dari ibu Rahil, istri kedua dari Nabi Ya'qub. Ia di beri oleh Allah rupa yang tampan dan tubuh yang tegap yang menjadi idaman setiap wanita dan kalangan gadis-gadis remaja. Nabi Yusuf adalah anak yang dimanja ayahnya, Nabi Ya'qub lebih menyayangi Yusuf jika di bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, terutama setelah ditinggal wafat ibu kandungnya Rahil, ketika ia masih ber umur dua belas tahun.
Perlakuan yang berbeda dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri dan dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf yang lain, mereka merasakan dianak-tirikan oleh ayahnya Nabi Ya'qub yang tidak adil terhadap anak, Nabi Ya'qub lebih memanjakan Yusuf daripada yang lain.
Rasa jengkel mereka kepada ayahnya Nabi Ya'qub dan iri-hatinya terhadap Nabi Yusuf karena telah di kasihi ayahnya membuat rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka namun tidak dengan Yusuf karena mereka memusuhinya, dalam swatu hari saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan rahasia.
Di dalam pertemuan rahasia yang mereka adakan, mereka merundingkan bagaimana cara untuk menyadarkan ayahnya Nabi Ya'qub yang telah membeda-bedakan anak, mereka ingin menuntut perlakuan yang adil dalam memberikan kasih sayang terhadap anak-anaknya, kemudian berkata salah seorang dari mereka:" Bukankah kalian juga merasakan bahawa perlakuan ayah kepada kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia lebih memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin adalah anak-anak kandungnya dan kita sebagai anak-anak tirinya, padahal kita lebih tua daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah, mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya.
Kita merasa heran mengapa hanya Yusuf dan Benyamin saja yang di kasihi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah daripada ibu kita? Jika memang itu alasannya, maka apa salah kita? Apakah karena paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap daripada paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan? Kita amat kecewa atas perlakuan dan tindakan ayah yang keliru ini, kit harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan ini."
Saudara lainnya pun berkata:" masalah cinta, benci atau simpati adalah tentang hati yang tumbuh seperti jari-jari kita ini, tidak bisa di pertanyakan mengapa yang satu bisa lebih rebdah dari yang lain dan kenapa ibu jari bisa lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan adalah, ayah kita tidak bisa menjaga rasa cintanya yang berlebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga membuat ayah menjadi tidak adil dengan kita semua, sesama anak kandungnya.
Sifat ayah yang pilih kasih tidak akan hilang, jika kita tidak menghilangkan penyebab utamanya. Dan perlu kita ketahui bahwa penyebab utamanya adalah keberadaan Nabi Yusuf di a tara kita. Nabi Yusuf adalah penghalang bagi kita untuk untuk mendapatkan kasih sayang dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya adalah dengan menghilangknya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat yang di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan memakannya."
Kemudian Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub berkata:" Kita semua adalah putera ayah Ya'qub suruhan dari Allah S.w.t dan ayah juga anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang di larang oleh agama dan tidak di terima oleh akal yang sehat, apa lagi kita membunuh dengan cara menyerahkannya kepada binatang buas, sedangkan dia itu adalah saudara kita sendiri Yusuf. Apalagi hanya masalah dia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya.
Maka menurut saya "Yahudza" untuk melenyapkan Yusuf adalah dengan cara melemparkannya ke dalam sumur yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara seperti itu ada kemungkinan salah seorang musafir itu menemukan Yusuf dan mengambilnya dari dalam sumur kering tersebut dan membawanya pulang untuk dijadikan anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan. Hanya dengan cara ini kita dapat melakukan tujuan kita untuk melenyapkan yusuf tanpa merenggut nyawanya yang tidak berdosa."
Ternyata pendapat yang di berikan oleh Yahudza itu disetujui oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Rapat penting yang di rahasiakan itu selesai dengan janji dari saudaranya, mereka pun berjanji akan menutup mulut dan merahasiakan rencana jahat itu agar tidak didengar oleh ayah mereka sebelum hari pelaksanaannya tiba.
Di malam itu yang bertepatan dengan malam dimana para saudaranya mengadakan pertemuan rahasia, ketika Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak, pada malam itu Nabi Yusuf bermimpi seakan-akan sebelas bintang, matahari dan rembulan di langit tiba-tiba turun dan bersujud di depannya. Setelah bangun dari tidurnya, lalu ia datang menghampiri ayahnya dan menceritakan kepada ayahnya tentang apa yang telah ia alami dalam mimpi.
Setelah mendengarkan cerita dari nabi Yusuf nabi Ya'qub pun gembira. Kemudian Ia berkata kepada Yusuf:" Wahai anakku! Mimpimu itu adalah mimpi yang bermakna. Mimpimu itu telah memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa sesungguhnya engkau telah di berikan oleh Allah sebuah kemuliaan, ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah. Mimpimu adalah suatu kabar gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan. Akan tetapi kamu harus berhati-hati anakku, janganlah engkau menceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menyukaimu, bahkan mereka iri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Aku kawatir, jika engkau bercerita kepada mereka tentang mimpimu, mereka akan semakin benci kepadamu. Hati-hatilah anakku, jangan sampai cerita ini bocor dan didengar oleh mereka."
Pada esok harinya, mereka datang menemui Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin untuk membawa Yusuf ber rekreasi bersama mereka di luar kota. Mereka berkata: " Wahai ayah! Kami ingin ber rekreasi di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali mengajak adik kami Yusuf untuk ikut bersama kami menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami akan membawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk makanan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang."
Lalu berkatalah Nabi Ya'qub kepada putera-puteranya: " Sesungguhnya semua itu hanya akan membuatku cemas jika Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku, apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku akan sangat kawatir jika kamu lengah menjaganya, karena kesibukanmu bermain-main sendiri sehingga akan menjadikannya mangsa untuk binatang-binatang buas itu. Kalian semua tentu mengetahui betapa sayangnya aku terhadap Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya."
Kemudian mereka terus berusaha membujuk ayahnya agar di beri izin membawa Yusuf pergi bersama mereka lalu menjawab:" Wahai ayah sangat tidak masuk di akal jika Yusuf akan diterkam oleh serigala atau binatang buas di depan mata kamiyang banyak ini? Sedangkan tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya. Kami cukup kuat untuk menjaga Yusuf dengan baik, kami tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekedip pun. Kami akan mempertaruhkan nyawa kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf."
Akhirnya Nabi Ya'qub tidak punya alasan lagi untuk menolak permintaan dari anak-anaknya untuk menyajak Yusuf pergi. Sebelum pergi nabi Ya'qub berpesan kepada anak anaknya:" Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggung jawab atas keselamtannya. sesuai dengan kata-kata yang telah kamu ucapkan itu, maka aku beri izin kamu untuk membawa Yusuf bersama kalian. semoga Allah melindunginya bersama kalian."
Berangkatlah rombongan putera-putera Nabi Ya'qub kecuali Benyamin, untuk menuju ke tempat wisata yang sebenarnya menuju tempat yang sebelumnya telah di rencanakan yaitu sumur kering yang sering di lewati oleh para pedagang untuk istirahat, dan nabi yusup pun di masukkan nya kedalam sumur tua yang kering itu, lalu segera ditidinggalkan dan di ambil pakaiannya untuk di sobek-sobek dan di lumuri darah binatang kelinci untuk dibawa pulang.
Merekapun pulang ke rumah tanpa Yusuf, karena yusuf telah di tinggalkan seorang diri di dasar sumur tua yang gelap itu, mereka menghadap Nabi Ya'qub sambil menangis dan bersandiwara seakan-akan sedang bersedih hati lalu berkatalah mereka kepada ayahnya:" Wahai ayah! hari ini kami benar-benar sial, apa yang telah ayah kawatirkan ternyata benar-benar terjadi pada kami, Yusuf telah diterkam serigala saat kami sedang bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar kami bermain, maka kami meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak jauh dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat, sehingga kami tidak keburu untuk menolong adik kami yang sangat kami sayangi itu. Inilah pakaian Yusuf ayah yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami meskipun kami telah berkata benar."
Berkatalah Nabi Ya'qub kepada putera-puteranya:" Sesungguhnya kalian telah mengikuti hawa nafsu kalian dan mengikuti apa yang di rencanakan kan oleh syaitan. Kalian telah melakukan suatu perbuatan yang kalian akan tau sendiri akibatnya nanti.
Ketika Nabi yusuf sedang berada di dalam sumur tua itu seorang diri. Setelah tiga hari berlalu, sejak Yusuf di buang di masukkan dalam sumur tua, Nabi yusuf tiba-tiba mendengar suara orang-orang yang sedang berbicara, tertawa dan suara jejak kaki manusia disekitar sumur tua tersebut.
Ternyata suara yang di dengar oleh Nabi Yusuf, adalah suara-suara kafilah, pedagang yang sedang berhenti di sekitar sumur tua tersebut, Mereka ber istirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mereka dan binatang-binatang mereka. alangkah gembiranya Nabi Yusuf ketika ia menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan timbanya untuk mengambil air dari sumur tua itu. kemudian Nabi Yusuf melihat sebuah timba yang turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat timba tersebut yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir sambil berteriak mengeluh karena beratnya timba yang ditarik itu.
Mereka pun terkejut ketika melihat bahawa yang membuat beratnya timba tersebut ternyata buan air melainkan manusia hidup yang berwajah tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Lalu Mereka pun berunding dan akhirnya mereka sepakat untuk membawa Nabi Yusuf ke Mesir untuk dijual di sana sebagai budak dengan harga tinggi karena memiliki wajah yang sangat tampan dan badan yang tegap.
Setelah sampai di Mesir, Nabi Yusuf pun ditawarkan di depan umum untuk di lelang. karena para musafir itu kawati Yusuf di temukan keluarganya maka mereka tidak memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, akan tetapi mereka hanya melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang murah dan tidak memadai. Padahal orang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan uanng bahkan dengan emas se-isi bumi pun tidak akan seimbang. Nabi Yusuf telah di takdirkan oleh Allah S.w.t bahawa ia akan melaksanakan tugas yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam pergaulan hidup umat manusia.
Dalam lelang tersebut Nabi Yusuf dibeli oleh ketua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama, kemudian Fathifar mengenalkan Yusuf kepada istrinya:" Inilah budak yang baru aku beli dari hasil lelang di pasar hewan. Berilah ia perlakuan yang baik mungkin kita akan mendapatkan keberuntungan darinya jika kita menganggapnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat bahwa ia bukanlah dari golongan budak yang harus diperjual belikan bahkan mungkin ia adalah dari keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Istri fathifar pun menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. Yusuf tidak di anggap sebagai budak melainkan di anggap sebagai anak kandungnya sendiri. Nabi Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar. Ia pun melakukan tugas sehari-harinya dengan penuh semangat dan kejujuran serta disiplin yang tinggi.
Nabi Yusuf pun merasakan hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, di rumah Futhifar, nabi Yusuf semakin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya. Rasa simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap Nabi Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi cinta yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Nabi Yusuf yang semakin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Nabi Yusuf.
Zulaikha istri Futhifar pun menggunakan cara untuk mamancing-mancing Nabi Yusuf agar mau mencintainya. Zulaikha yang ingin menarik perhatian dari nabi Yusuf terus mencari cara agar dapat memiliki Nabi Yusuf, namun Yusuf ber sikap dingin dan acuh terhadap zulaikha.
Ketika suami zulaikha sedang tidak ada di rumah mkaa ini adalah kesempatan bagi zulaikha untuk merayu yusuf, lalu masuklah Zulaikha ke kamar tidurnya dam memanggil yusuf untuk mengikutinya. Nabi Yusuf segera pun segera mengikutinya dan masuk ke kamar di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya untuk melakukan sesuatu di dalam kamar.
Nabi Yusuf pun tidak memiliki fikiran jika perintah yang di berikan zulakha itu adalah rencana yang telah di buat oleh zulaikha. Nabi Yusuf baru sadar ketika ia berada di dalam kamar dan pintunya dikunci oleh Zulaikha, di bukalah klambu penghalang, sambil berbaring zulaikha pun berkata kepada Yusuf: " Ayuk Yusuf! aku sudah siap untuk mu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa cinta ku kepadamu. Kuserahkan tubuhku kepadamu, lakukanlah sesuka hatimu dan puaskan nafsumu."
Nabi Yusuf pun memalingkan wajahnya ke arah lain, dan berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Itu tidak mungkin tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku,( suami tuan puteri ) yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku hianati. tidak akan ku balas budi baik tuanku dengan penghianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan kepadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.
Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf. Zulaikha merasa telah dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya itu, zulaikha menganggapnya itu suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah merendahkan dirinya.
Nabi Yusuf yang telah melihat mata Zulaikha yang melotot, ia pun menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lalu Nabi Yusuf pun segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya untuk mengejar Nabi Yusuf yang sedang berusaha membuka pintu, ditariklah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang baju dari Nabi Yusuf sehingga baju nabi Yusuf pun sobek di bagian belakang. Lalu datanglah Futhifar suami dari zulaikha mempergoki mereka dalam keadaan yang mencurigakan itu.
Kemudian berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya:" Inilah dia Yusuf , budak yang yang selama ini engkau puja dan puji. Ia telah berani kurang ajar terhadap ku dan masuk ke kamarku lalu memaksaku untuk memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia hukuman yang sepadan dengan perbuatan biadabnya itu."
Nabi Yusuf mendengar laporan dari zulaikha yang merupakan tuduhan palsu Zulaikha kepada suaminya, tidak dapat berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Lalu Berkatalah Nabi Yusuf kepada majikannya, Futhifar:" Sesungguhnya dialah yang merayuku, dia yang memanggil aku untuk ke kamar tidurnya, lalu ia memaksaku untuk memenuhi nafsu syahwatnya dan Aku pun menolak tawarannya itu kemudian lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga robek."
Futhifar menjadi bingung. Sebenarnya siapakah diantara mereka yang benar? Dalam keadaan bingung datanglah seseorang dari keluarga Zulaikha, diaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila dimintai pendapat dan nasihat. Atas permintaan Futhifar untuk memberikan pendapat dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf sobek bahgian belakangnya, maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Dan sebaliknya jika kemejanya sobek di bahagian hadapan maka Yusuf lah yang berdusta dan isterimu lah yang berkata benar."
Kemudian berkatalah Futhifar kepada isterinya:" Ber istighfarlah kamu hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Kamu telah berbuat salah dan juga berbohong untuk menutupi kesalahanmu itu."
Kemudian Futhifar pun berpaling mengadap Yusuf dan berkata kepadanya:" Tutuplah rapat-rapat mulutmu Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahasia yang tersimpan jangan sampai rahasia ini tersebar pada masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai di sini." fauzilblog001.blogspot.com.