Kisah Nabi Ya'qub Yang Di Benci Saudara Nya Ishu

advertise here
Fauzilblog001.blogspot.com, melanjutkan kisah 25 nabi kali ini saya lanjutkan dengan kisah Nabi Ya'qub A.s. Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Dia adalah saudara kembar dari putera Nabi Ishaq yang kedua bernama Ishu.

Saudara kembar tersebut tidak akur mereka tidak saling menyayangi bahkan Ishu itu adalah pendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang di manjakan oleh ibunya. Hubungan mereka berdua yang tidak akrab itu semakin buruk saja setelah Ishu mengetahui bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya meminta kedatangan anak-anaknya untuk diberkahi dan didoakan, sedangkan ishu tidak diberitahu, karena itu ishu tidak mendapatkan kesempatan seperti Ya'qub yang memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.

Kemudian datanglah Nabi Ya'qub A.s kepada ayahnya Nabi Ishaq dan mengadukan sikap saudaranya ishu kepada ayahnya Nabi Ishaq. Ia Nabi Ya'qub mengeluh : " hai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku, bagaimana aku harus menghadapi ishu saudaraku yang membenciku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hati, sehingga hubungan persaudaraan kami ber dua renggang dan tegang kami tidak memiliki rasa cinta saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah memberkahi dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yang mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan .

Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak didalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang membuatku cemas dan menyesakkan dada. Tolonglah ayah berikan aku cara bagaimana agar aku dapat mengatasi semua masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.

Kemudian Berkatalah Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal melihat hubungan mereka yang semakin hari semakin buruk:" Wahai anakku, karena usiaku yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kalian berdua ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku sudah kisut berkerut dan aku sudak berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yang fana ini. Aku kawatir jika aku mati nanti sikap Ishu terhadapmu akan semakin parah dan ia akan memusuhimu, selalu berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasahanmu.usaha dia akan di bantu oleh iparnya ketika ingin memusuhimu. Maka jalan yang terbaik adalah pergi, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan hijrahlah ke Fadan A'raam di daerah Irak, di mana bermukin bapa saudaramu saudara ibumu Laban bin Batu'il.

Engkau dapat mengharap agar dikahwinkan kamu kepada salah seorang puterinya dan dengan begitu maka kuatlah sudah kedudukan sosialmu disegani dan dihormati orang karena karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa dariku semoga Allah memberkahi perjalananmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram.

Setelah Nabi Ya'qub mendengarkan nasihat dari ayahnya, maka jalan yang terbaik untuk menyelesaikan krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu adalah pergi, kemudian nabi Ya'qup pun segera berkemas-kemas membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia ber pamitan kepada ayah dan ibunya ketika hendak meninggalkan rumah.
Nabi Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju Fadan A'ram tempat bapa saudaranya Laban berada. Dalam perjalanan yang jauh, ia sesekali berhenti ber istirehat saat merasakan letih dan lesu .Dan di salah satu tempat ia berhenti karena sudah sangat letih dan Nabi Ya'qub tertidur dibawah batu karang yang besar nan teduh. Ketika ia tidur nyenyak, ia ber mimpi bahwa ia mendapatkan rezeki yang banyak, hidup yang damai, keluarga dan anak cucuc yang soleh, solehah dan berbakti, di tambah lagi kerajaan yang besar nan makmur. Setelah itu Ya'qub terbangun dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sadarlah dia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah mimpi namun dia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari yang sesuia dengan doa ayahnya Nabi Ishaq yang masih tetap terdengar di telinganya. Kerena mimpi itu, dia tidak lagi merasakan letih. seolah-olah ia mendapatkan tanaga baru dan tambah semangat lagi untuk secepat mungkin tiba di tempat yang di tuju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.


Sampailah Nabi Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah berhari-hari menempuh perjalanan yang meletihkan. Alangkah senang hatinya ketika dia melihat binatang-binatang ternak berkeliaran di atas ladang rumput, burung-burung pun berterbangan di udara dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah untuk keperluan hidup masing-masing.

Nabi Ya'qub pun bertanya kepada penduduk, di mana letak rumah saudara ibunya Laban barada?. Karena laban adalah seorang yang kaya-raya dan perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu adalah milikinya maka tidak susah bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Lalu Penduduk yang ditanyainya itu pun segera menunjuk ke arah seorang gadis yang cantik jelita gadis yang sedang menggembala kambing dan berkata kepada Nabi Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah dia puterinya Laban dia akan membawamu ke rumah ayahnya, gadis itu bernama Rahil.

Pergilah Nabi Ya'qub menghampiri gadis cantik pengembala kambing itu, dengan suara yang terbata-bata, seperti ada sesuatu yang mengikat lidahnya ,Nabi Ya'qub pun mengenalkan diri, bahwa dia adalah saudara sepupunya dari Ibunya yang bernama Rifqah adalah saudara kandung dair ayah nya. Selanjutnya dia menjelaskan kepada gadis tersebut bahwa dia datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan dengan tujuan hendak menemui Laban ayahnya, untuk menyampaikan pesanan dari ayahnya Nabi Ishaq. Maka dengan senang hati di silakan lah Nabi ya'qub mengikutinya berjalan menuju rumah Laban.

Maka disapkanlah tempat dan bilik khas untuk anak Nabi Ya'qub yang tidak berbeda dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri di mana ia boleh tinggal sesuka hatinya seperti di rumahnya sendiri.

Setelah beberapa waktu tinggal di rumah Laban, maka disampaikanlah pesan dari Nabi Ishaq oleh Ya'qub kepada laban, Nabi Ishaq berpesan agar mereka mau mengahwinkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban dan setuju, dengan syarat sebagai maskahwin dia harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Nabi Ya'qub pun menyetujuinya syarat-syarat yang ajukan oleh laban dan bekerjalah Nabi Ya'qub sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam.

Setelah tujuh tahun selesai sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban ,Nabi Ya'qub menagih janji laban yang akan menikahkan Nabi Ya'qub dengan anaknya. Kemudian Laban menawarkan kepada Nabi ya'qub agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isterinya, namun anak dari laban yang di inginkan Nabi Ya'qub adalah Rahil adik dari Laiya, kerana rahil lebih cantik daripada Laiya. Nabi Ya'qub pun ber terus terang kepada laban, bahwa ia menginginkan rahil buka laiya. Laban pun memahami keinginan nabi Ya'qup, Akan tetapi adat istiadat yang berlaku pada waktu itu tidak mengizinkan seorang adik melangkahi kakaknya kahwin lebih dahulu.

Sebagi jalan tengah agar tidak mengecewakan Ya'qub dan tidak pula melanggar peraturan yang berlaku, Laban menyarankan agar Nabi Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri pertama dan Rahil sebagai isteri kedua yang akan di sunting kelak setelah ia menjalani mas kerja tujuh tahun di dalam perusahaan penternakannya.

Nabi Ya'qub yang sangat hormat kepada laban dan merasa berhutang budi kepadanya karena telah menerimanya sebagai keluarga, Tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima tawaran dari laban. Perkawinan pun dilaksanakan dan maskawin untuk masa tujuh tahun kedua ditanda-tangani.

Setelah masa tujuh tahun yang kedua selesai di jalani oleh Nabi Ya'qub maka di nikahkan lah Nabi Ya'qub dengan Rahil adik dari Laiya isti pertamanya yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya ketika ia pertama masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku pada waktu tidak terlarang akan tetapi oleh syariat Muhammad s.a.w. hal semacam itu diharamkan.

Laban memberi hadiah kepada kedua puterinya iaitu kedua isteri Nabi ya'qub seorang budak untuk menjadi pembantu rumahtangga mereka. Dan dari kedua isterinya itu Nabi Ya'qub dikaruniai dua belas anak, di antaraya adalah Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil sedang yang lain dari Laiya. Fauzilblog001.blogspot.com.