Fauzilblog001.blogspot.com, melanjutkan kisah sebelumnya yaitu Kisah Nabi Musa Lanjutan 2 Dan Tenggelamnya Raja Fir'aun Di Laut Merah. Setelah tenggelamnya Raja fir'aun di laut merah kaum Bani Isra'il beserta pengikut-pengikut Nabi Nabi Musa masih meragukan kematian Raja fir'aun, mereka masih terpengaruh dengan kenyataan yang ditanamkan oleh Raja fir'aun semasa dia berkuasa sebagai raja bahwa dia adalah manusia luar biasa, lain daripada yang lain dan dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati, hayalan yang masih melekat pada fikiran mereka menjadikan mereka tidak percaya bahwa dengan tenggelamnya Raja fir'aun akan membuat Raja fir'aun mati, mereka menyatakan kepada Nabi Musa bahwa Raja fir'aun mungkin masih hidup namun di alam lain.
Kemudian Nabi Musa pun berusaha untuk menyakinkan kaumnya bahwa sesungguhnya yang mereka terfikirkan tentang Raja fir'aun hanyalah suatu hayalan belaka dan Raja fir'aun sebagai orang biasa telah mati tenggelam karena azab Allah S.w.t atas perbuatannya itu, Raja fir'aun telah menentang kekuasaan Allah S.w.t mendustakan Nabi Musa dan menindas rakyat serta memperbudakkan kaum Bani Isra'il.
Dan setelah melihat dengan mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan orang-orangnya terapung-apung di permukaan air, maka hilanglah semua fikiran mereka tentang kesaktiannya Raja fir'aun.
Catatan: menurut sejarah, mayat Raja fir'aun yang terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir, lalu diawetkan hingga utuh sampai sekarang ini, yang masih bisa kita lihat di muzium Mesir.
Dalam perjalanan kaum Bani Isra'il yang di pimpin oleh Nabi Musa menuju bukit Thur Sina setelah melintasi lautan di bagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Raja fir'aun dan bala tentaranya, mereka melihat sekelompok orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya, lalu pengikut Nabi Musa berkata kepada Nabi Musa: "Wahai Nabi Musa, buatlah berhala untuk kami sembah sebagai tuhan seperti yang mereka miliki, berhala-berhala yang disembah mereka sebagai tuhan,"
Nabi Musa pun menjawab pertanyaan kaumnya itu: "Sesungguhnya kalian ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak ber akal sehat, mereka menyembah kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan bathil dan pasti akan dihancurkan oleh Allah S.w.t, pantaskah aku mencari tuhan untuk kalian selain Allah S.w.t yang telah memberikan karunianya kepada kita semua?, Allah S.w.t telah menyelamatkan kalian dari kejaran Raja fir'aun dan melepaskan kalian dari perbudakan Raja fir'aun dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang lain,sebenarnya permintaan kalian itu aneh, mengapa kalian akan mencari tuhan selain Allah S.w.t yang telah memberikan nikmat yang besar kepada kalian, Allah S.w.t yang menciptakan langit dan bumi serta alam semesta, Allah S.w.t juga yang baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Raja fir'aun berserta bala tenteranya untuk keselamatan dan kelangsungan hidup kalian".
Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra'il dilanjutkan ke Gurun Sinai di mana panas matahari yang sangat menyengat dan tidak adanya pohon-pohon juga bangunan di mana orang dapat berteduh di bawahnya, mereka pun mengeluh kepada Nabi Musa dan menyuruh Nabi Musa untuk meminta pertolongan kepada Allah S.w.t, Nabi Musa pun memohon kepada Allah S.w.t dan di kabulkannya permohonan Nabi Musa lalu diturunkanlah oleh Allah S.w.t di atas mereka awan yang tebal agar mereka dapat terhindar dari teriknya matahari, dan karena bekal makanan mereka pun sudah habis maka Allah S.w.t pun menurunkan hidangan makanan "manna" sejenis makanan yang manis seperti madu dan "salwa" adalah burung puyuh serta diiringi dengan firman-Nya: "Makanlah kalian dari makanan-makanan yang baik yang telah kami turunkan untuk kalian".
Mereka juga mengeluhkan kepada Nabi Musa atas habisnya bekal air minum yang mereka miliki, dan Allah S.w.t mewahyukan kepada Nabi Musa agar memukul batu dengan tongkatnya, Lalu memancarlah dari batu yang dipukul Nabi Musa dua belas mata air, untuk dua belas suku bangsa Isra'il yang mengikuti Nabi Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil airnya.
Bani Isra'il pengikut Nabi Nabi Musa yang sangat manja itu, masih belum puas atas apa yang telah di berikan Allah S.w.t, bahkan mereka menuntut lagi kepada Nabi Musa agar memohon kepada Allah S.w.t untuk menurunkan sayur-mayur seperti ketimun, bawang putih, kacang dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu macam makanan saja.
Karena mereka terlalu manja dan meminta yang aneh-aneh maka berkatalah Nabi Musa kepada kaumnya: "maukah kamu memperoleh sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah S.w.t berikan kepada kalian? Pergilah kalian ke sebuah kota di sana kalian pasti akan mendapatkan apa yang kalian minta dan kalian inginkan".
Menurut ahli tafsir, ketika Nabi Musa berada di Mesir, Nabi Musa berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang akan menjadi pedoman hidup dan akan memberi bimbingan tuntunan bagaimana cara mereka untuk bergaul dan bermuamalah dengan sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kepada Allah S.w.t, dengan kitab suci itu mereka akan memperoleh petunjuk tentang hal-hal yang halal dan haram, perbuatan yang baik yang diridhoi Allah S.w.t.
Maka setelah perjuangannya menghadapi Raja fir'aun dan bala tentaranya yang telah tenggelam binasah di laut merah selesai, Nabi Musa pun memohon kepada Allah S.w.t agar diberinya sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah kepada kaumnya, Lalu Allah S.w.t memimpinkan kepada Nabi Musa agar dia berpuasa selama tiga puluh hari penuh, selama bulan Zulkoidah, Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di situlah Nabi Musa akan diberi kesempatan untuk bermunajat dengan Tuhan dan menerima kitab suci yang diminta.
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf Yang Di Tuduh Merayu Zulaikha, Isteri Dari Fathifar Kepala Polisi Di Mesir.
Setelah Nabi Musa berpuasa selama tiga puluh hari penuh di bulan Zulkoidah dan datang waktunya dia harus menghadap kepada Allah S.w.t di bukit Thur Sina, dan Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Allah S.w.t dalam keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya, Maka dia menggosokkan giginya dan mengunyah dedaunan, agar bau mulutnya hilang, tapi Nabi Musa malah ditegur oleh malaikat yang datang kepadanya atas perintah Allah S.w.t, malaikat itu berkata kepada Nabi Musa: "Hai Nabi Musa, mengapa engkau harus menggosokkan gigimu untuk menghilangkan bau mulutmu yang menurut anggapanmu itu bau?, padahal bau mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa untuk Allah S.w.t adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi, Maka karena perbuatanmu itu, Allah S.w.t memimpinkan kepadamu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari".
Maka berangkatlah Nabi Musa ke bukit thur sina dengan mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih diantara pengikutnya untuk menemaninys menuju bukit Thur Sina dan mengangkat Harun sebagai wakilnya untuk mengurus serta memimpin kaum yang ditinggalkan selama kepergiannya ke bukit thur sina.
Setelah itu Nabi Nabi Musa seorang diri menuju bukit Thur Sina dengan mendahului ketujuh puluh orang yang diajaknya itu, dan waktu dia ditanya oleh Allah S.w.t: "Mengapa engkau datang seorang diri mendahului kaummu hai Nabi Musa?" Nabi Musa pun menjawab: "Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Allah S.w.t, Aku cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mendapatkan ridho dari-Mu",
berkatalah Nabi Musa dalam munajatnya dengan Allah S.w.t: "Wahai Allah S.w.t, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu"
Allah S.w.t berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, namun Nabi Musa tetap ingin melihat zat Allah S.w.t, kemudian Allah S.w.t menyuuh Nabi Musa untuk mengarahkan matanya ke bukit itu, jika kamu dapat tetap berdiri tegak di tempatnya seperti sedia kala, maka kamu akan dapat melihat-Ku", Lalu Nabi Musa pun mengarahkan matanya ke bukit yang di maksudkan dan seketika itu juga dilihatnya bukit itu hancur luluh lantah masuk ke dalam perut bumi tanpa menghilangkan bekas sedikitpun, Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementaran seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan.
berkatalah Nabi Musa dalam munajatnya dengan Allah S.w.t: "Wahai Allah S.w.t, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu"
Allah S.w.t berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, namun Nabi Musa tetap ingin melihat zat Allah S.w.t, kemudian Allah S.w.t menyuuh Nabi Musa untuk mengarahkan matanya ke bukit itu, jika kamu dapat tetap berdiri tegak di tempatnya seperti sedia kala, maka kamu akan dapat melihat-Ku", Lalu Nabi Musa pun mengarahkan matanya ke bukit yang di maksudkan dan seketika itu juga dilihatnya bukit itu hancur luluh lantah masuk ke dalam perut bumi tanpa menghilangkan bekas sedikitpun, Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementaran seluruh tubuhnya dan jatuh pingsan.
Setelah Nabi Musa sadar dari pingsannya, Nabi Musa pun langsung bertasbih dan bertahmidlah dia sambil memohon ampun kepada Allah S.w.t atas kelancangannya, dan Nabi Musa berkata: "Maha Besarlah Engkau wahai Allah S.w.t, ampunilah aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang yang pertama beriman kepada-Mu".
Dalam bermunajat Nabi Musa dengan Allah S.w.t, kemudian di berikanlah kepada Nabi Musa kitab suci "Taurat" berupa kepingan-kepingan batu atau kepingan kayu menurut ahli tafsir yang di dalamnya tertulis segala sesuatu dengan rinci dan jelas mengenai pedoman hidup dan penuntun jalan yang diridhoi oleh Allah S.w.t.
Di berikannya "Taurat" kepada Nabi Musa dengan firman-Nya: "Wahai Nabi Musa, sesungguhnya Aku telah memilih kamu lebih dari manusia-manusia yang lain di masamu, untuk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kepada ummat-ummat-Ku, Aku telah memberikan keistimewaan padamu dengan dapat berbicara dengan Aku secara langsung, maka bersyukurlah kamu atas semua karunia-Ku kepadamu dan berpegang teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu, dalam kitab suci yang Aku berikan kepadamu terdapat tuntunan dan pengajaran yang akan membawa Bani Isra'il ke jalan yang benar, ke jalan yang akan membawa kebahagiaan dundia dan akhirat untuk mereka, Anjurkanlah kaummu, Bani Isra'il agar mematuhi perintah-perintah-Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat orang yang fasiq".
Sebelum Nabi Musa berangkat ke bukit thur sina bersama tujupuluh kaumnya yang di pilihnya, Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra'il yang ditinggalkan di bawah pimpinan Harun bahwa dia tidak akan meninggalkan mereka lebih dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina, Akan tetapi karena adanya perintah Allah S.w.t kepada Nabi Musa untuk menambah jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janji Nabi Musa kepada kaumnya yang di tinggalkan itu tidak dapat ditepati olehnya dan kedatangannya Nabi Musa kembali kepada mereka menjadi tertunda sepuluh hari lebih lama dari apa yang telah dijanjikan Nabi Musa kepada kaum yang di tinggalkannya itu.
Kaum Bani Isra'il yang di tinggalkan olrh Nabi Musa merasa kecewa atas keterlambatan Nabi Musa untuk kembali ke kepada mereka, mereka menggerutu dan mengomel dengan melontarkan kata-kata kepada Nabi Musa seolah-olah dia telah meninggalkan mereka dalam kegelapan dan dalam keadaan yang tidak menentu, mereka merasa seakan-akan telah kehilangan pimpinan yang biasanya memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk kepada mereka, keadaan yang tidak puas dan bingung yang sedang menimpa kaum Bani Isra'il itu yang di tinggalkan Nabi Musa waktu itu, digunakan oleh orang munafiq, bernama Samiri yang telah berhasil menyusup ke tengah-tengah mereka, sebuah kesempatan yang baik untuk menyebarkan benih syiriknya dan merusakkan akidah para pengikut Nabi Musa yang baru saja menerima ajaran tauhid dan iman kepada Allah S.w.t, Samiri yang munafiq itu menghasut mereka dengan kata-kata bahwa Nabi Musa telah tersesat dalam tugasnya mencari Tuhan bagi mereka dan dia tidak bisa diharapkan kembali dan karena itu dianjurkan oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Nabi Musa.
Samiri melihat bahwa hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut Nabi Musa yang memang belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung bagi mereka untuk disembah sebagai tuhan pengganti Allah S.w.t Nabi Musa, PAtung tersebut berbentuk anak lembu yang dibuatnya dari emas yang dikumpulkan dari perhdiasan-perhdiasan para wanita, dengan kepandadiannya patung tersebut dibuat sama prrsis seperti aslinya sehingga dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan patung anak lembu itu hidup, Maka diterimalah patung anak lembu yang di buat dari emas oleh kaum Bani Isra'il yang di tinggalkan Nabi Musa saat itu untuk menjadi tuhan yang di sembahnya.
Harun selaku wakil yang di pilih oleh Nabi Musa untuk memimpin mereka menegurnya dengan berkata kepada mereka: "Alangkah bodohnya kalian ini! Tidakkah kalian lihat patung anak lembu yang kalian sembah itu tidak dapat berbicara dengan kalian dan juga tidak dapat menuntun kalian ke jalan yang benar, kalian telah menganiaya diri kalian sendiri dengan menyembah sesuatu selain Allah S.w.t".
Teguran Harun terhadap kaum Bani Isra'il yang di titipkan Nabi Musa krpadanya itu di bantah oleh mereka yang telah termakan hasutan Samiri dengan berkata: "Kami akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai tuhan persembahan kami sampai Nabi Musa kembali ke tengah-tengah kami".
Harun pun tidak dapat mencegah kaumnya yang telah berbalik menjadi murtad itu, karena dia kawatir jika mereka dihadapi dengan sikap yang keras maka akan terjadi perpecahan di antara mereka dan keadaan akan menjadi lebih rumit sehingga dapat menyulitkannya dan menyulitkan Nabi Musa nantinya saat dia datang untuk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yang melanda kaumnya itu, dia hanya memberi peringatan dan nasihat kepada mereka sambil menanti kedatangan Nabi Musa kembali dari bukit Thur Sina.
Setelah Nabi Musa selesai bermunajat dengan Tuhan, maka kembalilah Nabi Musa kepada kaum Bani Isra'il yang telah di tinggalkanya, Nabi Musa sangat marah dan sedih ketika dia sampai kepada mereka dan melihat kaum yang telah di tinggalkannya sedang mengelilingi patung anak lembu emas itu, menyembahnya dan memuji-mujinya, karena sangat marah dan sedihnya Nabi Musa sehingga dia tidak dapat menguasai dirinya, seketika itu kepingan-kepingan Taurat dilemparkan berantakan, Harun saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik dan berkata menegur: "Apa yang telah engkau lakukan? bukankah engkau melihat mereka tersesat dan terkena hasutan dan fitnahan dari Samiri? mengapa engkau tidak mematuhi perintahku dan pesanku waktu aku menitipkan mereka kepadamu untuk engkau pimpin? apa engkau tidak mampu melawan hasutan dari Samiri dengan memberi petunjuk dan penerangan kepada mereka? dan mengapa engkau tidak segera memadamkan api kemurtatan sebelum menjadi besar begini?"
Harun pun berkata kepada Nabi Musa: "Hai anak ibuku, janganlah engkau memegang jangut dan rambut kepalaku, menarik-narikku, Aku telah berusaha memberi nasihat dan teguran kepada mereka, namun mereka tidak memperdulikan kata-kataku, Mereka menganggap aku lemah dan mereka mengancam akan membunuhku, Aku khawatir jika aku menggunakan tindakan yang keras maka akan terjadi perpecahan dan permusuhan di antara kami, yang akan membuatmu lebih marah dan sedih, Lepaskanlah aku dan janganlah engkau membuat musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku, Janganlah engkau menyamakan aku dengan orang-orang yang zalim".
Mendengar perkataan harun amarah Nabi Musa pun mereda dan berkatalah Nabi Musa kepada Samiri, orang munafiq yang menjadi biang keladi dari kekacauan dan kesesatan itu: "Hai Samiri, apa yang membuatmu menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad menyembah patunganak lembu yang engkau buat dari emas itu?"
Samiri menjawab perkataan Nabi Musa: "Aku telah melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya, Aku telah melihat kuda malaikat Jibril, aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yang mencair di atas api dan jadilah patung anak lembu yang dapat menguak itu, mengeluarkan suara seperti yang di suarakan anak lembu".
Samiri menjawab perkataan Nabi Musa: "Aku telah melihat sesuatu yang mereka tidak melihatnya, Aku telah melihat kuda malaikat Jibril, aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yang mencair di atas api dan jadilah patung anak lembu yang dapat menguak itu, mengeluarkan suara seperti yang di suarakan anak lembu".
Berkata Nabi Musa kepada Samiri: "Pergilah kamu dan jauhilah pergaulan manusia sebab karena perbuatanmu itu kamu harus dipencilkan, karena jika samiri disentuh atau menyentuh seseorang maka dia akan menderita sakit demam panas, Ini adalah ganjaranmu di dundia, sedangkan di akhirat nerakalah yang akan menjadi tempatmu, dan tuhan patung anak lembu yang engkau buat dan kau sembah ini akan kami bakar dan membuangnya ke dalam laut".
Kemudian Nabi Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, betapa buruknya perbuatan yang telah kalian kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau tidak lagi menginginkan janji Tuhanmu? Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepada kalian janji yang baik berupa kitab suci? apakah kalian menginginkan Tuhan kalian marah sehingga menurunkan azab untuk kalian seperti yang sdah terjadi kepada kaum fir"aun? karena perbuatan kalian yang sangat buruk itu dan pelanggaranmu atas perintah-perintah dan ajaran-ajaranku".
Kaum Nabi Musa pun menjawab: "Kami tidak melanggar perjanjdianmu dengan kemauan kami sendiri, akan tetapi kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yang berat kepunyaan orang Mesir yang atas anjuran Samiri kami lemparkan ke dalam api yang sedang menyala, Kemudian perhiasan-perhiasan tersebut menjelma menjadi patung anak lembu yang bersuara, sehingga dapat menyilaukan batin kami dan menggoyahkan iman yang sudah tertanam di dalam diri kami".
berkata Nabi Musa kepada mereka: "Sesungguhnya kalian telah berbuat dosa besar dan menyia-nyiakan dirimu sendiri dengan menjadikan patung anak lembu itu sebagai tuhan kalian, maka bertaubatlah kalian kepada Tuhan, Penciptamu dan Pencipta alam semesta dan mohonlah ampun kepada-Nya agar di tunjukkan kembali jalan yang benar untuk kalian".
Akhirnya kaum Nabi Musa itu sadar atas kesalahannya dan mengakui bahwa mereka telah disesatkan oleh syaitan dan memohon ampun dan rahmat kepada Allah S.w.t agar selanjutnya melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yang akan merugikan mereka di dundia bahkan akhirat, Nabi Musa juga beristighfar memohon ampun baginya dan bagi Harun saudaranya bahwa sebenarnya dia "harun" tidak melalaikan tugasnya sebagai wakil yang Nabi Musa pilih dalam menghadapi krisis iman yang dialami oleh kaumnya itu, do''a Nabi Musa kepada Allah S.w.t: "Ya Allah S.w.t, ampunilah aku dan saudaraku harun masukkanlah kami berdua ke dalam ruang rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Setelah semua menjadi kembali semula kaum Bani Isra'il juga sudah kembali menatakan imannya kepada Allah S.w.t maka kepingan-kepingan Taurat yang di lemparkan Nabi Musa tadi kni telah di kumpulkan dan telah disusun kembali seperti asalnya, maka Allah S.w.t memimpinkan kepada Nabi Musa agar membawa sekumpulan dari kaumnya menghadap untuk meminta ampun atas dosa mereka yang telah menyembah patung anak lembu.
Kemudian di pilih lagi tujuh puluh orang dari kaumnya yang terbaik dan Nabi Musa membawa kaumnya ke Thur Sina untuk memenuhi perintah Allah S.w.t agar mereka meminta ampun atas dosanya, mereka diperintahkan untuk berpuasa terlebih dahulu untuk mensucikan diri dan ketika waktu yang telah ditentukan itu tiba maka berangkatlah Nabi Musa bersama ketujuh puluh orang itu menuju bukit Thur Sina.
Setelah mereka sampai di bukit Thur Sina turunlah awan tebal yang menyelimuti seluruh bukit, kemudian masuklah Nabi Musa dengan diikuti para pengikutnya ke dalam awan gelap itu dan mereka segera bersujud, ketika mereka bersujud nampak terdengar suara dari ketujuh puluh orang itu ketika Nabi Musa berbicara dengan Allah S.w.t, Pada saat itu timbullah keinginan dari dalam hati mereka untuk melihat Zat Allah S.w.t dengan mata kepala mereka sendiri ketika mereka mendengar pembicaraan Nabi Musa dengan Allah S.w.t, dengan telinga mereka sendiri, maka setelah selesai Nabi Musa berbicara dengan Allah S.w.t berkatalah mereka kepada-Nya: "Kami tidak akan beriman kepada-Mu sebelum kami melihat Allah S.w.t dengan terang," dan sebagai jawaban atas keinginan mereka yang menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu, maka seketika itu juga Allah S.w.t mengirimkan halilintar yang menyambar dan merenggut nyawa mereka semua.
Nabi Musa merasa sedih melihat nasib buruk menimpa kelompok tujuh puluh orang yang merupakan orang-orang terbaik yang Nabi Musa pilih di antara kaumnya, kemudian Nabi Musa pun memohon kepada Allah S.w.t agar diampuni dosa mereka dengan berkata: "Wahai Allah S.w.t, aku telah pergi ke Thur Sina dengan tujuh puluh orang yang terbaik di antara kaumku kemudian aku akan kembali seorang diri, pasti sebagian kaumku tidak akan mempercayaiku lagi, ampunilah dosa mereka, wahai Allah S.w.t dan kembalikanlah nikmat hidup mereka yang telah Engkau cabut sebagai pembalasan atas keinginan dan permintaan mereka yang lancang serta durhaka itu".
Allah S.w.t pun mengabulkan do'a Nabi Musa dan dihidupkan kembali kelompok tujuh puluh orang itu oleh Allah S.w.t, maka mereka terbangun seperti orang yang baru sadar dari pingsannya, Kemudian pada kesempatan itu Nabi Musa membuat janji dari mereka bahwa mereka akan berpegang teguh kepada kitab Taurat yang merupakan kitab suci pemberi pedoman hidup untuk mereka melaksanakan perinta-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.
Jangan beranjak dulu dari fauzilblog001.blogspot.com, karena masih ada kelanjutan ceritanya nih, juragan bisa melihat kelanjutan kisah ini di artikel berikutnya yagan, tetaplah untuk terus menengok blog ini agar juragan dapat menemukan kelanjutan kisah ini lebih cepat, terimakasih.
Updated kelanjutan kisah di atas saya beri judul: Kisah Nabi Musa Lanjutan 4 Bani Isra'il Mengembara Tidak Memiliki Tempat Tinggal Yang Menetap.
Updated kelanjutan kisah di atas saya beri judul: Kisah Nabi Musa Lanjutan 4 Bani Isra'il Mengembara Tidak Memiliki Tempat Tinggal Yang Menetap.