Fauzilblog001.blogspot.com, kisah ini melanjutkan Kisah Nabi Musa Lanjutan 1 Adu Kekuatan Dengan Para Penyihir Raja Fir'aun. yang sebelumnya sudah saya postingkan langsung saja yuk di simak kelanjutan cerita ini, - Ketika Raja Fir'aun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya untuk diskusi dan merencanakan pembunuhan Nabi Musa, dan di antara mereka yang di undang itu ada seorang mukmin dari Keluarga Raja Fir'aun yang merahasiakan imannya, di tengah-tengah perundingan yang berlangsung dalam pertemuan yang diadakan oleh Raja Fir'aun untuk membahas cara pembunuhan Nabi Nabi Musa itu, berdirilah mukmin tersebut mengucapkan pembelaannya terhadap Nabi Nabi Musa dan nasihat serta tuntunan bagi mereka yang hadir, mukmin itu berkata: "Apakah kamu akan membunuh seseorang lelaki yang tidak berdosa, hanya berkata bahwa Allah S.w.t adalah Tuhannya? Padahal dia menyatakan iman dan kepercayaannya itu kepada kamu bukan tanpa dalil dan hujjah, dia telah mempertunjukkan kepada kamu bukti-bukti yang nyata untuk menyakinkan kamu atas kebenaran ajarannya, andai saja dia seorang pendusta, maka dia sendirilah yang akan menanggung dosa akibat dustanya, namun jika dia benar dalam perkataannya maka akan datang kepada kamu azab yang telah dijanjikan olehnya dan dalam keadaan seperti ini siapakah yang akan menolong kamu dari azab Allah S.w.tyang telah dijanjikan itu?".
Kemudian Raja Fir'aun pun memotong pidato mukmin itu dengan berkata kepadanya: "semua rencanaku harus terlaksana dan Nabi Musa harus dibunuh, ini adalah jalan yang akan menyelamatkan kerajaan dan negara".
Mukmin itu melanjutkan perkataannya: "Sesungguhnya aku kawatir, jika kamu tetap keras kepala dan tidak mau berjalan di jalan yang benar yang dibawa oleh para nabi-nabi maka kamu akan ditimpa azab dan siksa yang akan membinasahkan seperti yang telah dialami oleh kaum Nuh sebelum kamu, kaum Aad, kaum Tsamud dan umat-umat yang datang sesudah mereka, Apa yang telah dialami oleh kaum-kaum itu adalah akibat kesombongan mereka karena Allah S.w.t tidak menghendaki berbuat zalim terhadap umat-umat-Nya. Wahai kaumku! Sesungguhnya aku kawatir kalian akan menerima siksa dan azab dari Tuhan di hari qiamat nanti, yang di mana kalian akan berpaling kebelakang dan tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan kalian dari siksaan Allah S.w.t, Hai kaum, ikutilah nasihatku ini, aku hanya ingin kebaikan untuk kalian dan aku ingin mengajak kalian ke jalan yang benar, perlu kalian ketahui bahwa kehidupan di dundia ini hanyalah kesenangan sementara, sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yang kekal adalah di akhirat".
Baca Juga: Kisah Nabi Musa Yang Di Angkat Menjadi Nabi Dan Di Berikan Dua Mukjizat Dari Allah S.w.t.
Meskipun sudah panjang lebar menerangkan mereka kepada jalan kebenaran namun orang mukmin itu masih tidak bisa mengubah sikap Raja Fir'aun dan pengikut-pemgikutnya, padahal mukmin itu telah berusaha dengan mengeluarkan kelincahannya dalam ber pidato menggunakan susunan kata yang rapi, lengkap dengan contoh-contoh dari sejarah umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah S.w.t karena perbuatan dan pembangkangan mereka kepada Allah S.w.t.
Raja Fir'aun dan pengikut-pengikutnya malah menasehati orang mukmin itu, agar meninggalkan sikapnya yang membela Nabi Musa dan menyetujui rencana jahat Raja Fir'aun, dia dinasihati untuk melepaskan pendiriannya yang mengikuti Nabi Musa dan ikut bersama mereka untuk menentang Nabi Musa dan semua ajarannya, dia diancam dengan akan di hukum bila dia tidak mau mengubah sikap membela Nabi Musa secara suka rela itu.
Kemudian berkatalah seorang mukmin tersebut untuk menanggapi nasihat Raja Fir'aun itu: "Wahai kalian, aneh sekali sikap dan pendirdian kalian, aku berseru kepada kalian untuk kebaikan dan keselamatan kalian, tapi kalian malah menyuruhku untuk berkufur kepada Allah S.w.t dan menyekutukan-Nya, padahal aku menyuruh kalian untuk beriman kepada Allah S.w.t, Tuhan YAng Maha Esa, Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun, Sudah pasti dan tidak bisa diragukan lagi, bahwa apa yang kamu ucapkan kepadaku itu tidak akan menolongku dari murka dan siksa Allah S.w.t di dundia maupun di akhirat nanti dan sesungguhnya kalian semua akan kembali kepada Allah S.w.t yang akan memberi pahala syurga bagi orang-orang yang soleh, bertakwa dan beriman, sedang orang-orang kafir yang telah melampaui batasnya maka akan diberi ganjaran api neraka, Hai kalian, perhatikanlah nasihat dan peringatanku ini, kalian akan menyadari kebenaran kata-kataku ini kelak jika sudah tidak berguna lagi orang menyesal atau merasa susah karena perbuatan yang telah dilakukan, Aku hanya menyerahkan urusan ku dan nasibku kepada Allah S.w.t, dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan umat-umat-Nya".
Selain kekerasan yang di berikan kepada Bani Isra'il, Raja Fir'aun juga melakukan penghinaan dan perkataan mengejek terhadap Nabi Musa dalam usahanya memerangi dan membendung pengaruh Nabi Musa yang semakin beertambah pengikutnya semenjak dia menjadi pemenang dalam pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum Raja Fir'aun itu, dan berkata Raja Fir'aun kepada pembesar-pembesar kerajaannya: "Bdiarkanlah aku membunuh Nabi Musa dan biarlah dia memohon dari Tuhannya untuk melindunginya, Aku ingin tahu sampai sejauh mana dia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah dia membuktikan kebenaran kata-katanya bahwa Tuhannya akan melindunginya dari semua tipu daya musuh-musuhnya".
Di kesempatan yang lain Raja Fir'aun berkata kepada rakyatnya yang sudah diperbudakkan jiwanya, yang sudah terbiasa memuja-mujanya, meng-iakan kata-katanya dan mengaminkan semua perintahnya: "Hai rakyatku! Bukankah kalian tau jika aku memiliki kerajaan Mesir yang megah dan besar ini, sungai-sungai mengalir air dibawah telapak kakiku, sungai-sungai yang memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan hidup bagi rakyatku? Dan kalian pun melihat kekuasaanku yang luas dan ketaatan rakyatku kepadaku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari Nabi Musa yang hina itu yang tidak pandai menguraikan isi hatinya dan menerangkan maksud tujuannya, Megapa Tuhannya tidak memakaikan gelang emas, sebagaimana lazimnya orang-orang yang diangkat menjadi raja, pemimpin atau pembesar? dan mengapa juga dia tidak di iringi oleh malaikat-malaikat sebagai tanda kebesarannya dan bukti kebenarannya bahwa dia adalah pesuruh Tuhannya?".
Rakyat Raja Fir'aun pun meng iyakan dan membenarkan kata-kata rajanya itu dan mereka juga menyatakan kepatuhannya kepada semua titah dan perintahnya sebagai warga yang setia kepada rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya.
Mendengar perkataan Raja Fir'aun itu memuncak sudah kesabaran Nabi Nabi Musa, Raja Fir'aun yang mendustakan risalahnya dan semakin menindas kaum Bani Isra'il terutama para pengikutnya yang menyembunyikan imannya karena takut dengan kekuasaan Raja Fir'aun dan pembalasannya yang kejam dan tidak berperikemanusiaanitu, maka disampaikan oleh Nabi Nabi Musa kepada mereka bahwa Allah S.w.t tidak akan membiarkan mereka terus-menerus melakukan kekejaman, kezaliman dan penindasan kepada umat-umat-Nya dan berkufur kepada Allah S.w.t dan Rasul-Nya, Allah S.w.t akan mengganjar mereka jika masih tetap tidak mau sadar dan beriman kepada-Nya, azab dan siksaan selama hidupnya akan Allah S.w.t turunkan sebagai pembalasan yang nyata!.
Lalu Nabi Musa pun berdo'a kepada Allah S.w.t: "Ya Tuhan kami, Engkau telah memberikan Raja Fir'aun dan kaumnya kemewahan hidup, harta kekayaan yang melimpah dan kenikmatan dundiawi, yang kesemua itu membuat mereka untuk menyesatkan manusia, ummat-ummat-Mu dari jalan yang Engkau redhoi, Ya Tuhan kami, binasahkanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka, mereka tidak akan beriman dan kembali kepada jalan yang benar sebelum melihat siksaan dari-Mu yang pedih".
Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yang di kabulkan oleh Allah S.w.t, maka kerajaan Raja Fir'aun mengalami krisis keuangan dan makanan, yang disebabkan karena mengeringnya sungai Nil, sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang mereka di tambah lagi serangan hama yang ganas yang telah menghabiskan padi dan gandum yang sudah menguning dan siap untuk panen, krisis keuangan dan makanan belum bisa teratasi datang juga banjir yang besar disebabkan oleh hujan yang turun sangat deras, sehingga menghanyutkan rumah-rumah mereka, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak, dan dampak buruk dari banjir itu adalah timbullah bermacam-macam wabah prnyakit yang merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain, kemudian datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yang menyerbu ke dalam rumah-rumah mereka sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka, menghilangkan kenikmatan makan, minum dan tidur mereka karena disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dalam tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka,
Ketika azab menimpa mereka, berdatanganlah mereka kepada Nabi Musa untuk minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan kepada Allah S.w.t untuk mengangkat azabNya dengan perjanjian mereka akan beriman dan menyerahkan Bani Isra'il kepada Nabi Musa sekirannya mereka dapat ditolong dan terhindar dari azab itu.
Nabi Musa pun meminta kepada Allah S.w.t untuk menghentikan azab-Nya dan mengampuni mereka karena mereka telah berjanji untuk ber iman kepada Allah S.w.t, setelah azab di cabut dan hilanglah gangguan yang diakibatkan kepadabya, mereka malah mengingkari janjinya dan mereka kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yang terjadi bukanlah karena doa dan permohonan Nabi Musa kepada Allah S.w.t melainkan karena hasil usaha mereka sendiri.
Kaum Bani Isra'il yang menderita karena kekejaman Raja Fir'aun dan kaumnya, merasa sudah cukup merasakan penganiayaan dan hidup dalam ketakutan di bawah pemerintahan Raja Fir'aun yang kejam dan bengis itu, pada akhirnya sadar jika Nabi Musa lah yang benar-benar dikirimkan oleh Allah S.w.t untuk membebaskan mereka dari kekejaman Raja Fir'aun dan kaumnya, Maka mereka pun pergi berduyun-duyun untuk datang kepada Nabi Musa dan memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir.
Tidak butuk waktu lama mereka pun segera berangkat untuk meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqis, yang di pimpin oleh Nabi Musa dengan cepat mereka berjalan kaki karena takut tertangkap oleh Raja Fir'aun dan bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang, akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk melewati padang pasir yang luas.
Pengikut Nabi Nabi Musa dan Bani Isra'il merasa ketakutan ketika mereka melihat laut terbentang di depan mereka, sementara itu Raja Fir'aun dan bala tentaranya telah mengejar mereka dari belakang dan akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir, mereka takut jika mereka tertangkap maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Raja Fir'aun yang kejam itu.
Sahabat Nabi Musa yang bernama Yusha' bin Nun berkata kepada Nabi Musa: "Wahai Nabi Musa, ke mana kami harus pergi?" musuh berada di belakang kami sedang mengejar dan lautan berada di depan kami yang tidak dapat dilintasi tanpa sampan, Apa yang harus kami perbuat untuk menyelamatkan diri dari kejaran Raja Fir'aun dan kaumnya?"
Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu kawatir, perjalanan kita telah di pimpin oleh Allah S.w.t kepadaku, dan dialah yang akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kita dari kejaran musuh yang zalim itu".
Baca Juga: Kisah Nabi Zulkifli Yang Penuh Kesabaran.
Dengan keadaan yang terjepit dan rasa takut yang meliputi mereka, sementara Nabi Musa masih kelihatan tenang sahaja, kemudian turunlah wahyu dari Allah S.w.t kepada Nabi-Nya dengan perintah agar memukul air laut tersebut dengan tongkat Nabi Musa, Maka dengan izin Allah S.w.t terbelahlah laut itu, Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering, di bawah pimpinan Nabi Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya, setelah mereka sudah berada di tepi timur dalam keadaan selamat, terlihatlah oleh mereka Raja Fir'aun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu, kaum Bani Isra'il pun merasa ketakutan kembali karena terlihatnya bala tentara Raja Fir'aun yang mengejar mereka sedangkan Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah S.w.t agar tenang dan menanti Raja Fir'aun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut, Karena Allah S.w.t tela menakdirkan mereka akan menjadi bala tentera yang tenggelam di dalam laut.
Setelah bala tentara Raja Fir'aun melihat air laut yang terbelah mereka pun berhenti, di situ Raja Fir'aun merasa ketakutan, namun karena Raja Fir'aun malu dengan bala tentaranya karena dia adalah seorang raja maka berkatalah Raja Fir'aun kepada bala tentaranya: "Lihatlah bagaimana lautan terbelah menjadi dua yang memberi jalan kepada kami untuk mengejar orang-orang yang melarikan diri itu, mereka mengira bahwa mereka akan dapat lepas dari kejaran kita(kaum Raja Fir'aun), mereka tidak mengetahui bahwa perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, apalagi manusia, bukankah ini semua membuktikan bahwa aku adalah yang berkuasa akulah Raja Fir'aun yang harus disembah olehmu!" Maka dengan rasa bangga dan sikap sombongnya turunlah Raja Fir'aun dan bala tenteranya ke dasar laut yang sudah mengering itu untuk menyusul Nabi Musa dan kaum Bani Isra'il yang sudah berada di tepi bahagian timur sambil menanti hukuman Allah S.w.t yang telah ditakdirkan kepada ummat-ummat-Nya yang kafir itu.
Setelah Raja Fir'aun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yang membelah itu, jauh dari dua tepinya, tibalah perintah Allah S.w.t kepada Nabi Musa untuk memukulkan kembali tongkatnya itu dan kembalilah air yang membelah itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana Raja Fir'aun dengan sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Nabi Musa dan Bani Isra'il, Terpendamlah mereka hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Raja Fir'aun dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah bagi generasi- akan datang.
Pada detik-detik akhir kematian Raja Fir'aun, yang sedang berjuang untuk menyelamatkan diri dari maut yang sudah berada di depan matanya, berkatalah Raja Fir'aun: "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain Tuhan Nabi Musa dan Tuhan Bani Isra'il, Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah seorang muslim".
Berfirmanlah Allah S.w.t kepada Raja Fir'aun yang sedang menghadapi sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Nabi Musa dan berserah diri kepada-Ku? bukankah kekuasaan ketuhananmu dapat menyelamatkan dirimu dari maut? baru sekarangkah kamu sadar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap ummat-ummat-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merusak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada di bawah kekuasaanmu, terimalah sekarang pembalasan-Ku yang akan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu, Akan Aku abadikan tubuh kasarmu agar menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan kekekuasaanan-Ku di masa berikutnya".
Jangan beranjak dulu dari fauzilblog001.blogspot.com, karena kisah Nabi Musa dengan raja Fir'aun belum selesai sampai disini, masih ada kelanjutan ceritanya yang belum dapat saya tuliskan tetaplah untuk menengok fauzilblog001.blogspot.com untuk melihat kelanjutan kisah Nabi Musa Dan Raja Fir'aun ini ya!!!
Update kelanjutan kisah di atas: Kisah Nabi Musa Lanjutan 3 Kaum Bani Isra'il Menyembah Patung Anak Lembu.
Update kelanjutan kisah di atas: Kisah Nabi Musa Lanjutan 3 Kaum Bani Isra'il Menyembah Patung Anak Lembu.