Fauzilblog001.blogspot.com, masih tentang kisah Nabi, kali ini ada sepenggal kisah yang mengisahkan Nabi Nuh As, dan anaknya kan'an yang menolak untuk ikut Nabi Nuh naik ke kapal, dalam kisah ini mungkin ada sambungan kata yang salah mohon di maklumi ya kawan.
Baiknya langsung saja yuk kita simak critanya, mungkin bisa juga untuk di ceritakan kepada anaknya agar anak-anak kita tau dan mengerti para Nabi utusan Allah SWT.
Capcusss kawan!!!
Nabi Nuh merupakan putra dari Lamik bin Matta Syalih bin Idris. Menurut Al-Quran usia Nabi Nuh ialah 950 tahun (QS. Al-'Ankabuut:14). Setelah Nabi Idris wafat, masyarakat semakin menyimpang dalam prilaku ataupun kehidupannya sehari-hari. Begitu juga kaum Nabi Nuh, yang waktu itu mereka menyembah berhala dan menjadikan berhala adalah tuhannya. Al-Quran menyebutkan hal ini dalam Surah Nuuh ayat 23. "Mereka berkata, "Jangan kamu tinggalkan tuhan-tuhan kamu dan jangan kamu tinggalkan Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr."
Kaum Nuh juga terkenal zalim dan sewenang-wenang. kekayaan yang Allah berikan membuat mereka sombong. Martabat dan harga diri diukur dari banyaknya harta. Oleh karena itu, orang-orang miskin selalu dipandang rendah oleh mereka. Para budak diperlakukan seperti binatang. Melihat keadaan itu, Allah mengutus Nabi Nuh untuk mengajak mereka ke jalan yang benar. Kemudian Nabi Nuh menyampaikan ajaran-ajaran Allah kepada masyarakat yang musyrik.
Nabi Nuh berkata kepada mereka: "Dan sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan azab dari Allah dan aku menjelaskan kepada kalian jalan keselamatan. Maka, sembahlah Allah saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Karena aku khawatir apabila kamu menyembah selain Dia, atau menyekutukan-Nya dengan yang lain, Dia akan menyiksamu pada hari kiamat dengan siksaan yang sangat menyedihkan." (QS. Huud: 25-26).
Ternyata, himbauan Nabi Nuh tidak mendapatkan sambutan yang baik. Mereka justru mencemooh dan menghina Nabi Nuh As. Mereka juga meremehkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin.
Maka, berkatalah pemimpin-peminpin kafir tersebut: 'Kami tidak melihat kamu melainkan (sebagai) seorang manusia seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina, diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang berdusta." (QS. Huud : 27).
Nabi Nuh merasakan kesal kepada sikap kaumnya itu. Ia pun berlindung kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.Lalu nabi nuh berdoa kepada Allah, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku untuk beriman kepada-Mu. Aku juga mengajak mereka agar meninggalkan penyembahan berhala. Aku sangat berharap mereka mau beriman. Tidak ku lewatkan setiap kesempatan, melainkan kuajak mereka siang dan malam. Ternyata, harapanku sia-sia. Mereka malah makin membangkang dan durhaka. Setiap kali kuajak mereka untuk menyembah-Mu, supaya Engkau bisa memaafkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka pun menutup telinganya dengan ujung jarinya. Mereka tidak suka mendengar ajakanku. Mereka sangat berlebih-lebihan dalam pembangkangan. Sampai-sampai, mereka menutup wajahnya dengan baju supaya tidak melihatku dan tidak mendengar seruan yang aku berikan.
Wahai Tuhanku, aku telah mengajak mereka untuk menyembah-Mu berulang-ulang dengan berbagai cara. Aku mengajak secara terang-terangan dalam kelompok-kelompok mereka. Dan Kadang pula, secara sendirian terhadap seseorang diantara mereka. Aku berkata kepada mereka, 'Mintalah ampun kepada Allah, bertobatlah dari kekafiran dan kemaksiatan.
Sesungguhnya Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya. Dia memaafkan kesalahan-kesalahan serta memberi ganjaran atas tobat dan istigfarmu. Maka, Allah akan menurunkan hujan yang deras bagi kamu. Hujan yang akan menyuburkan tanahmu setelah kekeringan. Allah memberi rezeki kepadamu berupa harta benda untuk kamu nikmati dan mengaruniai anak-anak yang akan membantu kamu. Kebun-kebun yang lebat akan membuat hidupmu sejahtera. Dan sungai-sungai akan menjamin pengairan bagi tanahmu." (QS. Nuuh : 5-12).
Karena Nabi nuh berfikir bahwa sudah tidak ada harapan lagi kaum Nuh untuk beriman kepada Allah, kecuali sedikit. Dan akhirnya Nabi Nuh berdoa agar Allah menurunkan azab bagi mereka. Allah pun mengabulkan doa Nabi Nuh. Sebelum menurunkan azab bagi kaum kafir itu. Allah memerintahkan Nabi Nuh dan kaum muslim untuk menyiapkan alat dalam menyelamatkan diri. Allah menyuruh mereka pengikut Nabi Nuh untuk membuat kapal. Nabi Nuh dan pengikutnya segera mengerjakan perintah Allah itu. Mereka mulai membuat kapal, namun dalam pembuatan kapal mereka diejek oleh orang-orang kafir.
Nabi Nuh berkata, "Jika kamu mengejek Kami, maka sesungguhnya kami pun mengejekmu sebagaimana kamu sekalian telah mengejek kami. Kelak, kamu akan tahu siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya, dan yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS. Huud : 38-39).
Nabi Nuh dan pengikutnya (kaum Muslim), akhirnya selesai dalam pembuatan kapal. Lalu kemudian, Allah memberi perintah terhadap Nabi Nuh agar mengumpulkan sepasang dari setiap jenis hewan yang hidup. Lalu, hewan-hewan itu masukkan ke dalam kapal. Hal ini agar mereka dapat berkembang biak lagi. Sebab, nanti setelah bencana besar melanda, makhluk hidup di bumi akan musnah. Kecuali yang ikut naik ke kapal Mu (Nabi Nuh). Setelah itu, Nabi Nuh pun menyuruh pengikutnya untuk naik ke kapal. Dan Nabi Nuh pun berkata kepada orang-orang yang beriman, "Naiklah ke kapal dengan menyebut nama Allah Ta'ala di waktu berlayar dan berlabuh."
Mereka semua berdo'a karena bukan kapal yang menyelamatkan mereka. Melainkan Hanya Allah-lah yang menjalankan dan menghentikan kapal itu. Sehingga, wajiblah atas mereka berharap kepada Allah. Setelah semuanya siap di dalam kapal, Allah menurunkan hujan dari langit dan Allah menyuruh bumi memancarkan air dari setiap penjurunya.
Dalam sekejap, air dari langit dan bumi berkumpul sehingga timbullah air bah yang dahsyat. Itulah bencana yang ditakdirkan Allah, dengan do'a dari Nabi Nuh, untuk membinasakan orang-orang kafir. Sementara itu, kapal berlayar dengan perlindungan Allah dan pemeliharaan-Nya. Allah telah menyelamatkan Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman.
Ketika itu Nabi Nuh teringat dengan putranya kan'an. Sebagai seorang ayah yang menyayangi anaknya, Nabi Nuh memanggilnya. Nabi Nuh memintanya agar anaknya kan'an naik ke kapal bersama dengan keluarga yang lain. Namun, putranya yang bernama kan'an itu menolak. Dan kemudian Nabi Nuh berkata, "Hai anakku, naiklah ke kapal ini agar engkau selamat dari azab Allah. Janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang-orang kafir yang mengingkari agama Allah."
Putra Nabi Nuh kan'an tetap menolak ajakan dari Nabi Nuh. Dalam situasi demikian, kan'an tetap tidak mau beriman kepada Allah. Karena ia mengira bahwa yang akan terjadi adalah kejadian alam biasa. Tanpa naik ke kapal pun, dia dapat selamat. Begitu yang kan'an anak Nabi Nuh fikirkan ketika itu. Maka, ia pun berkata kepada bapaknya, "Aku kan'an akan berlindung ke puncak gunung tertinggi yang tidak bisa dicapai oleh air, sehingga aku tidak akan tenggelam."
Lalu Nabi Nuh pun mengingatkannya, "Tidak ada satu kekuatan pun yang sanggup mencegah takdir Allah. Jika seseorang ditakdirkan tenggelam, ia pasti tenggelam, sebagai balasan bagi orang-orang kafir."
Kan'an tetap menolak ajakan Nabi Nuh untuk naik ke kapal bergabung dengan keluarganya. Dia masih yakin bisa mencapai puncak gunung tertinggi dan berlindung di sana. Akan tetapi, bukan itu yang terjadi. Air bah terus meninggi dan menenggelamkan putra Nabi Nuh.
Sebelum kan'an tenggelam, Nabi Nuh memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan. Karena, Allah telah berjanji akan menyelamatkan keluarganya.
Allah menjawab, bahwa putra Nabi Nuh kan'an yang kafir itu bukanlah termasuk keluarga yang dijanjikan untuk diselamatkan. itu karena kan'an tidak beriman kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Allah melarang Nabi Nuh untuk memohon sesuatu, kecuali bila ia yakin bahwa hal itu benar dan baik. Kemudian Nabi Nuh pun menyesal. Ia mengakui kesalahannya, "Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, yaa Allah. Aku nuh tidak akan memohon sesuatu yang Engkau tidak ridhai. Dan jika Engkau tidak mengampuniku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi."
Sekian ceritanya lur, mungkin masih kurang lengkap dalam saya menceritakannya , saya hanya dapat menuliskan sedikit kisah saja karena saya juga ha memiliki kemampuan yang terbatas dalamhal ber cerita, semoga sepenggal kisah ini dapat menjadikan iman kita lebih tebal dan lebih meyakini bahwa Allah lah yang memiliki segala sesuatunya.
Jangan lewatkan kisah-kisah nabi lainnya hanya di fauzilblog001.blogspot.com, ikuti terus dan bonusnya sedulur kabeh akan dapat sedikit pengetahuan tentang kisah para nabi, hehe...