Kisah Nabi Ismail Yang Di Jadikan Sebagai Qurban Atas Perintah Allah S.w.t.

advertise here
Fauzilblog001.blogspot.com, Nabi Ibrahim A.s, pergi ke Makkah untuk menjenguk Ismail di tempat pengasingannya untuk menghilangkan rasa rindu di hatinya pada Ismail dan ibunya siti Hajar yang di sayangi serta dapat menenangkan hatinya yang selalu gelisah jika mengingat keadaan puteranya yang bersama ibunya saat ditinggalkan di tempat yang sepi, jauh dari masyarakat kota dan pergaulan umum.

Ketika Nabi Ismail beranjak dewasa Nabi Ibrahim A.s. Bermimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Sedangkan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari turunnya wahyu-wahyu Allah, maka dari itu perintah yang ada dalam mimpi tersebut harus ia laksanakan, nabi Ibrahim pun duduk termenung dan memikirkan ujian berat yang ia terima.

Nabi Ibrahim yang ber tahun mengharapkan seorang putera, kini setelah besar tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawanya oelh tangannya sendiri.

Sebagai seorang Nabi utusan Allah S.w.t, dan pembawa agama yang sudah semestinya menjadi contoh bagi para pengikutnya dalam ketaatan kepada Allah S.w.t, untuk melakukan segala perintah-perintahNya dan mengutamakan cintanya kepada Allah dari pada cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melakukan perintah Allah yang ketika itu diwahyukan dalam mimpinya.


Sungguh berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." 

Nabi Ibrahim tidak meragukan lagi niatnya, dan tetap akan taat kepada Allah S.w.t untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah S.w.t, yang telah diterimanya melalui mimpi, Dan berangkatlah Nabi Ibrahim menuju ke Makkah tempat dimana Nabi Ismail berada, untuk menemui dan menyampaikan kepada anaknya Ismail bahwa Allah telah memerintahkan nya untuk menyembelih mu Ismail sebagai qurban.

Sebagai anak soleh yang sangat taat kepada Allah S.w.t dan berbakti kepada orang tuanya, ketika Ismail diberitahu ayahnya maksud kedatangannya kali itu maka Ismail tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berucap kepada Nabi Ibrahim:" Wahai ayah! Lakukanlah atas apa yang telah diperintahkan oleh Allah S.w.t kepadamu. insya-Allah Engkau menemuiku sebagai seorang yang sabar dan taat kepada perintah Allah S.w.t.
  • Aku hanya ingin meminta agar nanti dalam mengerjakan perintah Allah itu, ayah mengikatku kuat-kuat agar aku tidak banyak gerak yang akan menyusahkan ayah nantinya.
  • Kedua tolong tanggalkan pakaianku agar tidak ter ciprat darah yang hanya akan membuat berkurangnya pahala yang kudapat dan terharunya ibundaku jika nanti melihatnya.
  • Ketiga tolong tajamkanlah pedangmu dan segerakan lah penyembelihan agar meringankan penderitaan serta rasa sakitku.

  • Dan yang terakhir Tolong sampaikan salamku kepada ibuku, berikanlah pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan dari Ismail putera tunggalnya.

Kemudian dipeluklah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim A.s dan berkata:"Aku bahagia karena memiliki seorang anak yang taat kepada Allah S.w.t, dan berbakti pada orang tua serta ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk menjadi qurban, melaksanakan perintah Allah S.w.t."

Ketika waktu penyembelihan tiba, maka di ikatlah kedua tangan dan kaki Ismail dan di baringkalah ia di atas lantai, lalu diambillah pedang tajam yang sudah di siapkan, sambil memegang pedang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke pedang yang mengkilap di tangannya, seakan-akan pada saat itu hatinya menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak lain adalah kewajibannya sebagai seorang Nabi utusan Allah.

Pada akhirnya dengan pedang yang sangat tajam maka dikalungkanlah pedang tersebut di leher Nabi Ismail dan penyembelihan pun di lakukan.

Akan tetapi apa daya, pedang yang sudah tidak di ragukan lagi ketajamnya itu ternyata berubah menjadi tumpul ketika di gunakan untuk menyembelih Nabi Ismail.

Kejadian yang di alami Nabi Ibrahim ketika hendak menyembelih puteranya Ismail merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menjelaskan bahwa sebenarnya perintah untuk menyembelih Nabi Ismail itu hanya sebagai ujian pada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sejauh mana kah cinta dan ketaatan mereka kepada Allah S.w.t.

Namun ternyata bapak dan anak tersebut telah lulus ujian dari Allah yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah membuktikan kesetiaan yang tulus dengan mengurbankan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah S.w.t.

Sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menunjukkan ke taatannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan nyawanya untuk di jadikan sebagai qurban.


Setelah Ismail tau bahwa pedang ayahnya tidak kunjung juga melukai lehernya maka berkatalah Ismail kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupanya engkau tak tega memotong leherku mungkin itu karena dirimu melihat wajahku, cobalah palingkan wajahku dari pandanganmu dan segeralah laksanakan tugasmu tanpa melihat wajahku.

Namun pedang tersebut tetap tidak dapat mengeluarkan darah dari daging Ismail, meski telah dicoba memotong lehernya dari belakang.

Nabi Ibrahim pun bingung dan sedih, karena telah gagal menyembelih puteranya Ismail, lalu datanglah wahyu dari Allah S.w.t, dengan firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan perintah dariKu, demikianlah Kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."

Kemudian sebagai ganti dari nyawa Ismai, Allah S.w.t, memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh Ibrahim dengan pedang yang sama, pedang yang di gunakan leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.


Sahabat islam yang di rahmati Allah S.w.t, dari kutipan kisah di atas, bahwasanya Allah S.w.t tidak akan memberikan keburukan kepada setiap hambanya yang taat atas segala perintah-Nya, karena kepatuhan dan kekuasaan Ibrahim dan anaknya Ismail, Allah pun menggantikan nyawa Ismail dengan seekor kambing untuk di sembelih.

Sahabat!!! Sadarlah atas ujian Allah, ingat lah bahwa Allah lah yang menentukan baik buruknya bagi hambaNya, sudah semestinya kita percayakan segala sesuatunya kepada Allah S.w.t. Tetaplah menengok fauzilblog001.blogspot.com, karena akan banyak kisah-kisah lain yang tentunya cukup penting untuk menambah ketakwaan kita kepada Allah S.w.t, Aamiin.