Kisah Santri Nakal Dan Hukuman Dari Kyai

advertise here
Sedikit kisah atau cerita Penghantar tidur di hari santri national, tahun 2017 ini.


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 

Pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan Islam yang dipimpin oleh seorang Kyai. Kyai ini adalah seorang alim yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat sehingga tidak jarang diberi karomah dan keberkahan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Alkisah di suatu daerah, ada seorang ibu yang menitipkan anaknya pada seorang Kyai. Ibu ini bercerita bahwa anaknya sangat nakal dan berpesan kepada Kyai agar tidak diperbolehkan pulang apabila belum menjadi anak yang baik. Sang Kyai pun menyanggupinya.

"Iya Bu. Insyaa ALLAH. Ibu doakan, semoga anak ibu mendapat hidayah ALLAH."

SI SANTRI MEMANG NAKAL.

Singkat cerita, santri ini ternyata betul-betul nakal luar biasa. Punya hobi mencuri sandal santri lain dan yang paling parah, suka mengintip santri putri yang sedang mandi.

Akhirnya ia ditangkap oleh keamanan pesantren dan disidang. Hasil dari sidang memutuskan santri nakal ini dikeluarkan dari pesantren. Ketua keamanan pun menghadap kepada Kyai.

"Mohon maaf Kyai, ini ada santri nakal. Sudah melanggar peraturan pesantren yaitu mencuri sandal dan mengintip santri putri yang sedang mandi. Sudah kami sidang dan hasilnya, santri nakal ini harus dikeluarkan dari pesantren. Karena pelanggarannya sudah sangat berat"

Ternyata jawaban sang Kyai mengejutkan.

"Begini nak. Kalau santri ini nakal, kamu tidak usah bilang sama saya. Dulu waktu orangtuanya menitipkannya pada saya, memang karena nakal. Dan saya sudah berjanji untuk tidak memulangkannya sebelum dia menjadi anak yang baik. Jikalau saya ijinkan pulang, saya akan berdosa karena telah melanggar janji saya kepada orang tua nya.

Tapi ya sudah, kalau memang keputusan kamu begitu, saya hargai. Dikeluarkan dari pesantren tidak apa. Tapi tidak saya ijinkan pulang. Akan saya buatkan kamar di rumah saya, biar dia tidur di sana."

"HUKUMAN" ALA SANG KYAI.

Kepada si santri nakal, sang Kyai berkata.

"Nak, kamu sekarang tinggal dengan saya. Maka Kamu saya beri dua tugas.

  • Pertama, kamu bertugas menyiapkan sajadah saya di masjid tiap kali shalat Subuh.



  • Kedua, kamu bertugas menyiapkan semua kitab saya setiap kali saya mengajar. Kamu harus memberi tanda di kitab itu, sampai halaman berapa pelajaran terakhir dan mulai dari mana pelajaran hari itu. Kamu tidak boleh lalai. Kalau sampai lalai, awas!"


Metode pendidikan Kyai seperti ini ternyata berhasil. Kebijakan Kyai yang tidak memulangkan si santri nakal tetapi malah memberi tanggung jawab menjadi santri kepercayaan sang Kyai, telah mengubahnya menjadi seorang santri yang baik.

Bagaimana tidak? Meskipun awalnya terpaksa, si santri nakal itu harus bangun lebih awal dari sang Kyai untuk menyiapkan sajadah beliau ketika datang waktu shalat Subuh.

Dan Juga harus menyiapkan kitab sang Kyai ketika kiyai hendak mengajar, dan lagi si santri harus memeriksa membuka dan membaca setiap kitab beliau saat malam sebelum tidur. Juga mengikuti semua kelas yang diisi Kyai untuk ditandai, sampai mana pelajaran hari itu berlangsung.

Baca juga :


BAROKAH SANG KYAI, SI SANTRI BERUBAH.

Secara tidak langsung, si santri kemudian terbiasa untuk datang ke masjid paling awal dan membaca semua kitab Kyai bahkan sebelum seluruh santri di pesantren membacanya.

Pengawasan langsung dari Kyai-nya, membuat santri ini tidak bisa berkutik. Jangankan untuk kembali nakal. Untuk mangkir dari tugas Kyai pun ia tak berani.

Lambat laun, tahun berganti tahun, santri ini malah menjadi yang paling pintar di pesantren tersebut. Setelah pendidikan selesai, ia pulang dan mendirikan pondok pesantren sendiri. Karena ilmunya, pesantrennya pun semakin ramai dan terkenal serta memiliki santri puluhan ribu jumlahnya.

Disadur dari ceramah K.H. Anwar Zahid
Selamat hari SANTRI 22 oktober 2017.

Semoga ceria tersebut dapat mengiritasi setiap pembacanya, dan semoga kita dapat menjadi manusia yang selalu mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Aamiin.

Bukan cerita yang kita baca yang harunya kita tiru akan tetapi inti dari cerita yang positif lah yang seharusnya kita tiru, ibarat pantat ayam yang mengeluarkan dua perkara, yaitu kitoran dan telur maka ambillah telurnya saja.

Bagikanlah sepenggal cerita ini pada sahabat, kluarga, cerita ini mungkin tidak seberapa jika di bandingkan dengan pelajaran yang di dapat dari seorang guru, akan tetapi cerita ini mungkin dapat menginspirasi seseorang untuk menjadi lebih baik, Aamiin Aamiin Yarobbal'Alamin.